Kamis, 25 Oktober 2012

kado sepesial for my angel

selamat ulang tahun yah............

biarkan waktu berlalu, tetapi satu hal yang mesti kamu tahu.
bahwa ada hal yang lebih penting didepan sana.

karena kita adalah armada yang akan mengukir masa depan.
happy birt day for my angel Amiieda



semoga, Ameiida jadi orang yang didambakan oleh semua orang yang melihatnya.
dan menjadi harapan bangsa.

salam dari saya chariril

walpeper facebook

http://www.pagerage.com/ShowSample.aspx?LayoutId=221#TopSnap

Selasa, 23 Oktober 2012

cara membikin gmail

Banyak orang berpendapat kalaulah bikin sebuah alamat gmail itu sulit, dan perlu kode verivikasi yang ribet.
Tapi saya punya cara yang mungkin lebih mudah dari yang dibayangkan.
karena hal ini pun saya tahu dari pengalaman saya sendiri yang lagi itu sedang belajar menjelajah dunia maya.
Hah sekarang mari kita mulai:

Pertama tulis pada google U gmail atau pilih gambar bial yang sudah pakai google chrome seperti gambar dibawah ini;


kemudian akan muncul lagi seperti dibawah;


setelah muncul gambar diatas, kemudian  pilih bikin akun sebelah kanan pojok atas, lalu kamu akan masuk lagi ke halaman selanjutnya seperti ini. Jangan lupa isi yang lengkap, law kamu mau email gmailnya singkat padat isi aja namanya yang pendek dan sesuai keinginan kamu.
hah satu hal lagi yang harus kamu perhatikan jangan conteng kotak yang sudah saya kasih unjuk dibawah.
setelah terisi semuanya, kita ( @charirillatif dan kamu sang pembaca) akan meneruskan pengalaman menjelajah kita di dunia maya dan masuk ke halman berikutnya;


dan......>>



tambahkan foto




setelah masuk
 klik next seperti digambar......>>
 selanjutnya tinggal ikuti intruksi dari gmail, mudah kan silahkan menjoba. Dan jangan lupa tingalkan pesan atau kilik disini.
riril

Senin, 22 Oktober 2012

bab 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa selain ahli-ahli bahasa semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegitan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.[1]
Begitu pula dengan bahasa memiliki peranan yang begitu besar untuk memajukan generasi bangsa  melalui program pendidikan. Dalam proses pendidikan banyak macam ilmu yang dipelajari baik ilmu agama maupun ilmu umum. Dari dua macam ilmu tersebut ilmu agama yang  lebih dominan dalam penggunaan bahasa Arab. Sehingga untuk menguasai ilmu agama, khususnya pengetahuan agama islam, pengetahuan bahasa Arab pun diperlukan suatu pendidikan mengenai bahasa Arab.
Pendidikan bahasa Arab sangat diperlukan dewasa ini di indonesia. Mengingat sedikitnya lembaga pendidikan yang mengajar bahasa Arab dibandingkan dengan bahasa asing lainnya dinegeri yang mayoritas penduduknya muslim dan populasi muslim terbesar didunia saat ini.[2]
 Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim  mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Hal ini ditegaskan oleh firman Alloh SWT.,
Artinya :Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.Dengan bahasa Arab yang jelas.”[3]  (QS. As-Syu’aro: 192- 195)
Dan Alloh SWT. telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur`an. Karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Sebagaimana firman Alloh SWT. dalam surat yusuf ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya:”Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”[4](QS. Yusuf: 2)
Bahasa Arab adalah bahasa agama islam dan bahasa Al-Qur`an, tidak akan dapat memahami Al-Kitab dan As-Sunah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama. Dan ini sesuai apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata :Umar bin Khotob menulis kepada Abu Musa Al-Asy`ari (yang isinya),”… pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab , dan i`roblah Al-Qur`an karena Al-Qur`an itu bahasa Arab.Dan pada riwayat lain beliau (Umar bin Khotob ) berkata:Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah ilmu faroid(ilmu waris) Karena sesunguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.[5]
Keistimewaan yang dimiliki oleh bahasa Arab selayaknya memberi motivasi bagi umat islam khususnya bagi pengkaji bahasa Arab, baik sebagai bahasa agama, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi maupun bahasa komunikasi internasional. Diharapkan dengan motivasi tersebut para generasi siap berperan aktif untuk belajar maupun mengajar bahasa Arab.
Saat ini banyak berita-berita yang melecehkan posisi guru dan guru nyaris tidak mampu membela diri. Seorang politis Amerika Serikat, Hugget ( 1985 ) mengutuk guru kurang professional sedang orang tua menuding guru tidak kompeten dan malas. Kalangan bisnis dan industri pun memprotes guru karena hasil didikan mereka dianggap tidak bermanfaat. Tuduhan dan protes ini telah memerosotkan harkat dan martabat  para guru.
Dulu guru di hormati seperti seorang priyayi.Waktu itu penghasilan guru memadai bahkan lebih. Secara psikologis,harga diri ( Self – Esteem ) dan wibawa mereka juga tinggi, sehingga para orang tua pun berterima kasih bila anak-anaknya “di hajar” guru kalau berbuat kurang ajar. Posisi guru pada waktu itu sangat tinggi dan terhormat. Namun kini para guru telah berubah drastis. Profesi guru adalah profesi yang kering,dalam arti kerja keras para guru membangun sumber daya manusia hanya sekedar untuk mempertahankan kepulan asap dapur mereka saja. Bahkan harkat dan derajat mereka di mata masyarakat merosot, seolah-olah menjadi warga negara kelas ke dua (Second Class ).
Kelemahan lain adalah kerendahan tingkat kompetensi professionalisme mereka. Penguasaan mereka terhadap materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar (Syah 1988). Ada dua hasil penelitian resmi yang menunjukan kekurang mampuan guru, khususnya guru sekolah dasar, hasil penelitian Badan Litbang Depdikbud RI menyimpulkan bahwa kemampuan membaca siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah. Bahwa 76,95% siswa kelas VI SD tidak dapat menggunakan kamus. Yang mampu menggunakan kamus hanya 5 % secara sistematis dan benar.
              Bukti lain kelemahan sebagian guru kita juga ditunjukan oleh hasil penelitian psikologi yang melibatkan responden sebanyak 1975 siswa SD negri dan swasta di Jakarta. Kesimpulannya bahwa guru di sekolah –sekolah dasar tersebut tidak bisa mengindentifikasi siswa berbakat. Kenyataan seperti ini cepat atau lambat akan menjatuhkan prestise (wibawa prestasi). Kemerosotan prestise professional sering diikuti kemerosotan prestise sosial dan prestise material (Mutropin,1993), artinya para guru kita kini kurang di hargai oleh masyarakat di samping kehidupan materinya yang serba kurang. Akibatnya,tak mengherankan apabila diantara guru yang mengalami kelainan psikis keguruan yang di kenal sebagai teacher burnout berupa stress dan frustasi yang di tandai dengan banyak murung dan gampang marah (Barlow, 1985). Boleh jadi,karena guru bornout (pemadaman guru) inilah maka sebagian oknum guru kita yang tak kuat iman,berbuat di luar batas norma edukatif dan norma susila seperti diatas.[6]

           Teladan dalam pendidikan merupakan sarana yang paling berpengaruh dalam mempersiapkan anak secara moral dan membentuk secara psikologis dan sosial. Ini disebabkan, seorang pendidik merupakan contoh yang paling tepat dalam pandangan anak sebagai teladan yang paling baik dimata mereka. Ia akan meniru baik secara perilaku atau moral, dengan sadar atau tidak. Lebih dari itu, akan tercetak dalam jiwa dan perasaannya gambaran gurunya tersebut dari sisi ucapan, perbuatan, perasaaan, dan sifat internalnya, baik disadari atau tidak.[7]
Sangat disayangkan banyak pengajar yang hanya memperhatikan penyampaian materi pelajaran  dan mengoreksi tugas-tugas guru saja. Terkadang guru mengajar dengan tanpa memperhatikan kesiapan dan pemahaman para murid. Dia menganggap profesi guru tidak lebih dari sekedar kebutuhan akan sebuah pekerjaan. Ya, bekerja menjadi seorang guru. Jadi, semangat dan motivasi seseorang untuk menjadi guru adalah kebutuhan pekerjaan dan atau sebagai ladang untuk mencari nafkah.
Begitu banyak idiom dan ungkapan yang dituangkan guru ketika berinteraksi dengan siswa. Sering kita mendengar istilah guru dengan label tertentu, seperti guru yang killer, diktator, jutek, enggak gaul, jaim, dan beragam anak gaul saat ini. Bila guru sudah mendapatkan label menakutkan semacam itu, bisa jadi pelajaran yang diampunya juga mempunyai label yang sama. Adanya minat untuk mempelajari pelajaran tersebut sangatlah mustahil.
Banyak siswa yang merasakan bahwa ketika dia melihat kelas, maka yang terbayang adalah perilaku gurunya yang kurang bersahabat dengan dalil memperlihatkan wibawa guru pada siswa. Mungkin praktik seperti itu sudah kurang dapat diterima, sebab perubahan paradigma pembelajaran menuntut siswa menjadi partner guru.
Adanya kendala yang menghambat dalam proses belajar mengajar baik yang berpengaruh dari dalam diri siswa seperti sifat malas, masa bodoh terhadap pelajaran (ignorance), kurangnya minat dan motivasi belajar, dan sebagainya. Maupun yang berpengaruh dari luar diri siswa seperti kurangnya sarana dan prasarana, dan sebagainya. Guru harus dapat  mengatasi masalah mereka bukan mengabaikannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh sang guru dalam mengelola kelas.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah hal yang umum terjadi disetiap lembaga pendidikan. Baik permasalahan itu datang dari murid, guru, maupun lingkungan sekolah. Karena tidak bisa dipungkiri lagi setiap individu pasti mempunyai masalah, baik yang sifatnya pribadi ataupun kelompok. Contoh kecilnya adalah yang dialami sekolah SMA Al-Ashriyyah Nurul Iman Boarding School, adalah lembaga pendidikan yang mempunyai visi menyelenggarakan pendidikan berbasis enterpreneurship, menciptakan generasi bangsa terbaik, menjadi sekolah terbaik yang mampu mendidik dan mencetak siswanya menjadi generasi masa depan yang cerdas, unggul, dan berjiwa besar. Hal ini terbukti dari hasil ujian nasional dari tahun 2009-2011 sebagai pemegang nilai terbaik dan peserta ujian terbanyak diseluruh indonesia. Namun, dibalik itu semua dalam proses belajar mengajar setip harinya tidak terlepas dari kendala atau permasalahan- permasalahan yang dialami. Contoh kecilnya adalah guru bahasa Arab, terkadang mendapati beberapa siswanya tidak hormat dan tidak mau memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Terkadang mereka berbicara satu sama lain. Hal ini tentunya sangat mengganggu guru yang sedang mengajar.
Penyebabnya biasanya adalah karena mereka kurang antusias terhadap pelajaran yang disampaikan, jenuh dan tidak semangat, atau kurangnya minat dan motivasi belajar. Akhirnya mereka lebih suka memperhatikan hal-hal lain yang lebih bisa memenuhi kebutuhan mereka, baik kebutuhan terhadap pengetahuan, psikologi, maupun kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Mereka akhirnya mencari kegiatan-kegiatan yang mereka anggap lebih penting dan lebih bermanfaat bagi mereka. Maka mereka kemudian sibuk membaca buku-buku lain, sering minta izin keluar dari ruang kelas atau berbicara dengan rekan sebangkunya mengenai pertandingan sepak bola, club-club, para pemain olah raga, dan lain-lain. Masalah-masalah itu juga bisa berasal dari gurunya, seperti kurang bisa menarik perhatian muridnya, kurang bisa memberikan pengantar yang menarik diawal pelajaran, serta kurang dalam membangkitkan minat dan motifasi belajar mereka.
Disamping itu, kurangnya kedekatan antara guru dan muridnya.Kedekatan antara guru dan siswanya juga perlu dibangun. Hal ini dianggap penting karena proses belajar mengajar diyakini tidak akan berjalan dengan lancar dan berhasil secara maksimal tanpa adanya kedekatan antara yang mendidik dan yang dididik. Dengan adanya kedekatan, guru lebih mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa dan dapat membantunya. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Asalkan kedekatan antara guru dan siswa bukanlah kedekatan yang menjurus kepada sikap”terlalu”, yaitu kedekatan yang sewajarnya berdasarkan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat..[8]
Jika seorang guru memiliki beberapa metode pengajaran yang baru dan memikat, maka ia akan menjadi seorang guru yang dirindukan oleh murid-muridnya. Mereka akan menerima pelajaran yang diberikan dengan hati yang senang dan antusias. Sehingga, ia menjadi seorang guru yang dicintai oleh murid- muridnya dan guru hendaknya juga menyayangi mereka. Tidak diragukan lagi, guru yang tidak memiliki sifat kasih terhadap murid, maka ia tidak akan bertahan lama menekuni profesi sebagai seorang guru kecuali karena terpaksa. Ketenangan hati dan sifat menerima antara guru dan murid-muridnya adalah unsur terpenting dalam proses pendidikan yang sukses.[9]
Entah besar entah kecil, setiap pekerjaan pasti memiliki permasalahan.Begitu juga pekerjaan sebagai seorang pendidik. Dalam ranah praktis, seorang guru akan menghadapi persoalan yang beraneka ragam. Apalagi karena pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang berhubungan dengan manusia. Jadi, dalam menjalankan pekerjaannya, dia harus berinteraksi dengan berbagai macam karakter, baik dalam masalah budaya, lingkungan, maupun usia. Dia tidak berinteraksi dengan alat yang struktur dan teknis kerjanya hampir sama.[10] 
Dalam proses pembelajaran kepribadian menempati tempat yang sangat penting dalam hubungan sosial, yaitu hubungan antara pribadi guru dengan pribadi anak didik sehingga guru mengutamakan pengembangan kepribadian yang membantu anak didik melakukan penyesuaian dilingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Salah satu keteladanan bagi guru adalah guru yang bersangkutan memiliki kepribadian, karena kepribadian yang dimiliki guru memberikan pengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran, dimana pengaruh yang ditimbulkan dari kepribadian guru itu bisa bersifat positif dan juga bisa bersifat negatif, apakah guru tersebut berkepribadian baik atau berkepribadian buruk.[11]
Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia bertanggung jawab tidak hanya menjadi para anak manusia pandai dibidang ilmu pengetahuan, tetapi juga bermoral baik dalam kehidupan ini. Seorang anak manusia yang pada mulanya tidak mengerti apa-apa, dihadapan seorang guru dididik untuk memahami kehidupan secara lebih baik dan mengenal dunia. Dipundaknyalah ada tugas dan tanggung jawab keberlangsungan masa depan generasi yang lebih cerdas dan berperadaban.
Mendidik adalah sebuah profesi yang harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan persiapan khusus, karena pendidikan berhubungan dengan manusia yang mana ia menjadi poros dan penggerak utama kehidupan ini. Sesungguhnya pendidikan adalah sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan  mencetak kepribadian manusia. Dan sang guru menjadi sumber utama informasi serta ilmu pengetahuan bagi anak didiknya, dia yang memberikan arahan dan petunjuk kepada murid-muridnya sehingga dia mampu menyiapkan generasi yang berilmu dan warga negara yang berakhlak mulia.
 Guru adalah orang yang bersamuderakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan dan penghapus kejahiliahan. Ia juga yang mencerdaskan akhlak, dan pembawa risalah yang paling mulia yaitu risalah ilmu dan pendidikan yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Begitu mulia pekerjaan seorang guru sekaligus betapa berat tugas dan tanggungjawab menjadi seorang guru. Inilah mengapa tidak semua orang bisa menjadi seorang guru yang berhasil. Hanya orang-orang tertentu yang mempunyai rasa cinta terhadap dunia pendidikan saja yang mampu menjadi seorang guru. Inilah pribadi seorang guru yang berhasil mengajar sekaligus mendidik dihadapan murid-muridnya, sosok seorang guru favorit yang dicintai  oleh anak didiknya.[12]
Sebenarnya untuk menjadi seoarang guru favorit bagi peserta didik, dapat dikatakan mudah namun juga sulit. Disamping penguasaan materi, pikiran , perkataan dan perbuatan seorang guru harus ikhlas dan mencintai profesinya juga harus dapat memahami keadaan siswanya dan dapat mengatasi masalah-masalah mereka. Karena belum tentu apa yang guru perbuat dapat diterima ataupun disukai murid-muridnya, seperti pembelajaran bahasa Arab yang guru ajarkan.
Oleh karena itu penulis merasa terpanggil guna berperan aktif meneliti tentang korelasi guru favorit dengan minat belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas XI SMA AL-Ashriyyah Nurul Iman Boarding School Parung-Bogor. Penulis menganggap hal ini penting untuk diteliti.

 B. Identifikasi Masalah
Berdasakan latar belakang tersebut, maka penulis mengidentifikasikan  masalah-masalah sebagai berikut:
1.        Kurangnya sikap guru yang dapat memikat hati siswa, sehingga siswa tersebut tidak peduli dengan mata pelajaran bahasa Arab.
2.        Kurangnya kedekatan guru dengan siswanya.
3.        Adanya siswa yang kurang hormat terhadap guru bahasa Arab.
4.        Adanya siswa yang kurang memperhatikan dan cinta terhadap pelajaran bahasa Arab.
5.        Siswa-siswa kurang memahami tentang pentingnya bahasa Arab.
6.        Adanya siswa yang kurang berminat dalam mempelajari bahasa Arab.
C. Pembatasan  Masalah
Melihat banyaknya cakupan permasalahan yang perlu dibahas antara guru dengan siswa, khususnya dalam proses pembelajaran bahasa Arab, juga supaya pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah serta jelas pokok permasalahannya maka, permasalahan yang harus dibatasi penulis adalah :
1.        Guru kurang memahami tingkat minat belajar bahasa Arab siswa-siswanya.
2.        Adanya siswa yang kurang suka dan menghormati terhadap guru bahasa Arab dan pelajarannya.
3.        Adanya siswa yang kurang suka terhadap kepribadian guru atau pun cara mengajar yang dia dilakukan.
D. Perumusan masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu, adakah korelasi guru favorit dengan minat belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab dikelas XI SMA Al- Ashriyyah Nurul Iman Boarding school ?
E. Manfaat Penelitian
 Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi yang memadai mengenai bagaimana korelasi guru favorit dengan minat belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab di SMA AL-Ashriyyah Nurul Iman Boarding School Parung-Bogor.
2.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap semua pihak khususnya pada diri penulis sehingga mampu membenahi kekurangan ataupun kekeliruan yang ada.
3.    Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dan bahan perbandingan bagi pemerhati pendidikan, khususnya pendidikan bahasa Arab.
4.    Diharapkan penelitian ini sebagai penambah wawasan bagi guru-guru dan calon guru yang akan mengetahui lebih dalam tentang pentingnya guru favorit dengan minat belajar siwa.
5.    Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan ilmu mengenai keguruan khususnya mengenai guru favorit.






[1]Gorys Keraf, Komposisi, ( Ende: Nusa Indah, 2001 ),  h.1

[2]Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agam Dan Bahasa Arab, ( Jakarata: PT Raja Grafindo, 1997 ), h. 187
[3]Departemen Agama, Al-Quran Dan Terjemahan
[4]Departemen Agama, Al-Quran Dan Terjemahan
[5]Http://Blog.Re.Or.Id/Tentang-Keistimewaan-Bahasa-Arab.Html

                [7]Muhamad Rasyid Dimas, 25 Cara Mempengaruhi Jiwa Dan Akal Anak, ( Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2006 ), h.15-16

[8]Akhmad Muhaimin Azzet, Menjadi Guru Favorit, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 ) cet -1, h.26-27
[9]Mahmud Khalifah Dan Usamah Khutub, Menjadi Guru Dirindu, (Surakarta: Ziyad Visi Media, 2009 ) cet-1, h. 35
[10]Mahmud Khalifah Dan Usamah Khutub, Menjadi Guru Dirindu, (Surakarta: Ziyad Visi Media, 2009 ) cet-1, h. 142
[11]Tusyandi, Dkk., Menjadi Guru Teladan, (Cianjur: CV Kendaya Ciptakarya, 1996), h.67
         [12]Akhmad Muhaimin Azzet, Menjadi Guru Favorit, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), cet -1, h. 13-14